Volume Pelayanan di RSUD Noongan Meningkat, Rawung Perjuangkan 33 Tenaga Kerja Sukarela

MANADO– Menuntut kenaikan gaji, puluhan tenaga kerja sukarela di RSUD Noongan, mendatangi Kantor DPRD Sulut, Kamis (2/11/2017) dan terima langsung oleh Ketua Komisi I DPRD Sulut, Ferdinand Mewengkang.

Para tenaga kerja sukarela saat mendatangi Kantor DPRD Sulut, Kamis (2/1172017).

Dalam pertemuan tersebut terjadi dialog yang cukup baik. Yang pada intinya para perawat ini berharap pihak DPRD Sulut dapat memperjuangkan nasib mereka.

Karena semenjak tahun 2013 sampai sekarang ini, mereka hanya menerima gaji sebesar Rp1, 4 juta. Sementara mereka adalah sebagian besar perawat yang bertugas dibagian teknis. Seperti dibagian UGD, Bedah dan Gisi serta laboratorium.

Tenaga kerja sukarela dari RSUD Noongan saat menyampaikan aspirasi ke Ketua Komisi Satu Ferdinand Mewengkang.

Ketika mendengar keluhan dari para Perawat yang dikoordinir langsung oleh Leri Repie, Ketua Komisi I Ferdinand Mewengkang berjanji akan meneruskan aspirasi ini ke Komisi IV membidangi Kesejahtraan Rakyat (Kesra).

Sementara itu, Direktur RSUD Noongan dr Enriko Rawung ketika dikonfirmasi ia tidak menapik adanya persoalan tersebut.

Kepada wartawan, dr Enriko menjelaskan, jika sampai saat ini RSUD Noongan terus berbenah terutama dalam pelayanan.

Khusus untuk masalah tenaga Sukarela di RSUD Noongan, diakuinya adalah warisan akibat kebijakan direktur sebelumnya pada tahun 2016, yang merekrut Tenaga Harian Lepas (THL) kemitraan sejumlah 68 orang.

Sementara dana yang tersedia hanya untuk 35 orang. Dan waktu itu, yang 33 orang bersedia bekerja sebagai tenaga sukarela dengan pernyataan di atas meterai dengan kesepakatan gaji untuk 35 orang yang tertata dibagi rata untuk sejumlah 68 orang.

Dengan demikian mereka menerima gaji masing2 Rp. 1.400.000,- per bulan, sejak awal tahun 2016. “Selain gaji tersebut mereka juga menerima jasa pelayanan. Seperti jasa JKN/BOJS dan jasa umum, sehingga  rata-rata  take home pay mereka di atas Rp 2 jutaan,” jelas Rawung.

Lanjutnya, tahun ini mereka menuntut agar tenaga sukarela bisa menerima gaji full sesuai UMP. ” Kami mengerti dan sementra memperjuangkannya. Agar gaji mereka bisa tertata di APBD  2018. Mudah-mudahan bisa disetujui dalam pembahasan APBD 2018,” ungkap Rawung.

Direktur RSUD Noongan mengakui bahwa kondisi rumah sakit yang saat ini ia pimpin terus mengalami perkembangan. Ini dibuktikan terjadi peningkatan volume pelayanan, jumah pasien meningkat, fasilitas bertambah jadi memang membutuhkan tenaga.

“Tapi semuanya harus main dalam koridor. Untuk saat ini anggarannya sudah tertata dan tidak bisa di otak-atik. Mudah-mudahan perjuangan kita bersama sehingga tahun 2018 semua bisa terakomodir,” pungkas Rawung. (mom)