May Day, Ini Empat Tuntutan Buruh Sulut

Gubernur Sulawesi Utara Drs Steven O.E Kandouw bersama Wakil Ketua TP-PKK dr Kartika Devi Tanos MARS menghadiri Peringatan Hari Buruh Internasional (May Day) yang jatuh setiap tanggal 1Mei ini merupakan momentum bagi kaum buruh yang ada di Indonesia lebih khusus di Sulawesi Utara (Sulut)
Wakil Gubernur Sulut Steven Kandouw dan Wakil Ketua TP-PKK dr Kartika Devi Tanos MARS, pejabat Pemprov dan para buruh menghadiri Peringatan Hari Buruh Internasional (May Day) di Aula Mapalus Kantor Gubernur, Senin (1/5/2017) (foto:humaspemprov)

MANADO– Ketua Konfederasi Serikat Pekerja Nasional Sulawesi Utara (Sulut) Tommy Sampelan mewakili perwakilan pekerja buruh dalam orasinya menyatakan tuntutan sikap kepada pemerintah dibawah pimpinan Gubernur Olly Dondokambey dan Steven Kandouw (OD-SK).

Hal tersebut berkaitan, hari ini tepatnya 1 Mei 2017 merupahan Hari Buruh atau May Day. Sampelan dalam orasinya di Aula Mapalus Kantor Gubernur Senin (1/5/2017) mengatakan, agar dihari buruh ini dalam membangun industrial harmonis dan berkeadilan sosial di Sulut.

Sampelan menyebut empat hal yang perlu dikritisi dan harus diperhatikan pemerintahan OD-SK yaitu:

1. Meminta pemerintah untuk bertindak tegas terhadap perusahaan pekerjakan tenaga kerja asing tidak sesuai dengan aturan yang ada.

2. Meminta kepada pemerintah untuk menetapkan sistem pengupahan di Sulut secara sektoral dibidang usaha unggulan.

3. Meminta kepada pemerintah untuk memprioritaskan tenaga harian lepas (THL) untuk diangkat sebagai ASN.

4. Meminta kepada pemerintah untuk secara serius memberdayakan porensi dan ketrampilan sumber daya manusia (SDM) dalam menghadapi persaingan global melalui pengalokasian anggaran yang memadai dalam APBD Sulut dengan memprioritaskan pemgembangan fasilitas pelatihan di Provinsi/Kabupaten/Kota.

“Pernyataan sikap diatas ini kami sampaikan. Kiranya momentum May Day 2017 di Sulut menjadikan pekerja Sulut hebat, adil dan sejahtera,”tutup Sampelan.

Sementara, Wagub Steven Kandouw mengatakan serikat buruh untuk meningkatkan etos dan disiplin kerja. Peningkatan SDM untuk kemajuan bangsa negara tercinta.

Tapi khusus untuk buruh adalah suatu kehormatan yang diberikan oleh Republik yang kita cintai ini hari buruh adalah hari libur.

” Ini menandakan bagaimana negara ini mengakui eksistensi buruh, mengakui bahwa buruh merupakan satu komponen bangsa yang sangat vital, untuk itu harus diberi porsi dan tempat yang khusus,”jelas Kandouw.

Diketahui, peringatan Hari Buruh di Sulut berbeda dengan daerah lain, Pemprov sendiri menggelarnya dengan berbagai kegiatan seperti, bakti sosial, pasar murah, door price serta musik hiburan untuk para buruh yang hadir di aula Mapalus Kantor Gubernur Sulut.

Hadir Sekretaris Provinsi Sulut Edwin Silangen, Wakil Ketua TP-PKK dr Kartika Devi Tanos MARS, Unsur Forkopimda, Kepala SKPD lingkup Pemprov Sulut, KSPI, SPN, KSBSI, SBSI serta para organisasi buruh lainnya.

(srikandi/hm)