Industri Daerah Disoal Kemenperin, IKM Sulut Tunjang Empat Faktor

Rakor yang digelar Disperindag Sulut, Sekprov Edwim Silangen saat sambutan
Rakor yang digelar Disperindag Sulut, Sekprov Edwim Silangen saat sambutan
Rakor digelar Disperindag Sulut, Sekprov Edwim Silangen saat sambutan IKM 2017 di Best Western Lagoon Hotel Manado, Selasa (7/3) (foto:kandi/ML)

MANADO– Industri Kecil dan Menengah (IKM) masih menjadi salah satu sektor pertumbuhan dan progres pembangunan ekonomi daerah.

Hal ini dikatakan Gubernur Sulut Olly Dondokambey melalui Sekretaris Provinsi (Sekprov) Edwin Silangen dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Pengarahan Pelaksanaan Kegiatan IKM 2017 dan Penyusunan Program/Kegiatan IKM 2018 di Best Western Lagoon Hotel Manado diselenggarakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi, Selasa (7/3) sore tadi.

Hal menarik, diungkapan Silangen dalam empat poin penting mengapa sektor IKM harus tumbuh di Sulut karena jumlah cabang industri mencapai mencapai 927 unit.

Diantaranya, sektor IKM menunjang ekonomi Sulut sehingga mampu menunjukan progresif, dimana 2016 ekonomi sulut bertumbuh 6,17 persen atau berada diatas rata-rata ekonomi Nasional yakni 6,14 persen.

Kedua, IKM mampu menopang sektor lainnya yang sedang bertumbuh pesat di Sulut seperti sektor pariwisata.

“Contohnya, mulai 2016, Gubernur  Olly Dondokambey dan Wakil Gubernur Steven Kandouw telah mampu membuka penerbangan baru dengan 10 kota di China langsung flight ke Sulut. Saat ini terus ditingkatkan,”beber Silangen.

Sektor IKM, ketiga berikan kontribusi terhadap penurunan angka kemiskinan dan jumlah pengangguran di Sulut.

Mampu menyerap, berikan kesempatan kerja dan pada 2016 angka kemiskinan Sulut mampu ditekan pada angaka 8,20 persen atau turun 0,78 persen dibandigkan 2015.

Angka pengangguran ini masih lebih rendah angka rata-rata Nasional. IKM memberikan akselerasi, lokal regional maupun Nasional,”terang mantan Kepala Kesbangpol Sulut tersebut.

Keempat, IKM akan dilakukan dengan pemberian mesin peralatan yang akan dilaksakankan oleh penyuluh, legalitas usaha berupa sertifikat serta jaringan produksi IKM akan mampu dilaksanakan maksimal.

Ini mampu mendorog peran IKM serta membuat terobosan baik pasar dalam dan luar negeri,”tuturnya, sembari ajak koordinasi peningkatan sinergitas melalui alokasi APBN yang diberikan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) untuk Sulut pada 2017 akan lebih banyak di 2018.

Sementara, Kepala Dinas Disperindag Sulut Jenny Karouw mengungkapkan kerja sama harmonis Disperindag se-Kab/Kota dapat memantapkan peran tenaga penyuluh lapangan.

Ini dapat meningkatkan produktifitas kerja dan perluasan jaringan pemasaran,”kata Karouw dalam pembacaan laporan kegiatan.

Hadir dalam kegiatan, Dinas mewakili perindustrian Kab/Kotaè, tenaga penyuluh lapangan dua angkatan 2012/2013, instansi vertikal terkait, nara sumber perwakilan Kemenperin RI Sekretaris Dirjen IKM Ir Edy Siswanto, MAM, pimpinan BI perwakilan Sulut, Kepala Bapeda Sulut.

Hal senada dikatakan Sekretaris Dirjen IKM Kemenperin RI Ir Edy Siswanto, program kerja IKM di 2017 banyak menitik beratkan bagaimana mengembangkan indusrti di daerah-daerah.

“Tentu, kami inginkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang menjadi salah satu program perwilayaan industri kecil, khusus ditangani Direktorat Jendral Perwilayaan,”ungkap Siswanto.

Pengembangan program kegiatan didasarkan informasi akurat akan sangat membantu pusat membuat kebijakan. Ini harus sesuai dengan kebutuhan dan kondisi di daerah tertentu khususnya Sulut.

“Dalam hal ini, kami Kemenperin sangat concern terhadap kondisi, jikalau IKM belum melaksanakan secara detail. Caranya dimulai dengan mini marketing,”pungkasnya.

Rep/editor:srikandipangemanan